Ternyata dari Sini Cahaya Kunang Kunang Dihasilkan

Ternyata dari Sini Cahaya Kunang Kunang Dihasilkan

detribpas.com – Cahaya kunang kunang saat ini sudah semakin sulit dijumpai, apalagi jika Anda bertempat tinggal di daerah perkotaan. Anda tidak akan bisa menemukan hewan bercahaya tersebut di sana.

Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa punahnya serangga bercahaya ini dikarenakan adanya sinar buatan manusia. Sinar buatan seperti lampu atau skyglow ini berhasil mengacaukan ritual kawin serangga tersebut.

Seperti yang diketahui jika saat ini, hampir semua tempat terdapat lampu-lampu terang. Lampu-lampunya tersebut mengakibatkan adanya polusi cahaya yang akhirnya menjadi ancaman bagi sebagian jenis serangga termasuk kunang-kunang.

Cahaya kunang kunang sempat menjadi sumber pencahayaan di masa lalu, pada saat itu masih belum ada lampu-lampu terang seperti sekarang. Setiap cahayanya datang selalu menghadirkan suasana romantis dan menjadi tontonan.

Namun, saat ini cahaya alam tersebut sudah tidak bisa dinikmati lagi. Bumi sudah semakin tua, polusi di mana-mana, yang membuat banyak serangga dan hewan lainnya mulai memunah.

Cahaya Kunang Kunang Berasal dari Sini

Kunang-kunang menghasilkan reaksi kimia yang memungkinkan tubuhnya menyala. Jenis zat yang memproduksi cahayanya disebut bioluminescence. Oksigen bergabung dengan kalsium, adenosin trifosfat dan luciferin kimia sehingga menghasilkan bioluminescence.

Ternyata dari Sini Cahaya Kunang Kunang Dihasilkan

Yang dihasilkan oleh serangga tersebut adalah cahaya dingin karena semua energinya hanya digunakan untuk menghasilkan sinar. Berbeda dengan lampu yang di mana selain menjadi sinar, energinya diubah menjadi panas.

Jika cahaya kunang kunang menghasilkan energi panas, suhu tubuhnya tentu akan meningkat. Dengan begitu, serangganya mungkin akan mati dan lebih cepat punah karena suhu tubuhnya sendiri.

Serangga lampu tersebut mengontrol reaksi kimia di dalam tubuhnya dari awal hingga akhir emisi cahayanya. Tubuhnya memasok oksigen untuk disatukan dengan zat lain dalam tubuhnya sebagai bahan bakar cahayanya.

Serangga tersebut juga tidak memiliki paru-paru untuk mengangkut oksigen, sehingga melakukannya dari luar tubuh ke sel interior. Pada tubuhnya terdapat tabung-tabung kecil yang disebut sebagai trakeol.

Dengan begitu, cahaya kunang kunang menyala setelah oksigen bercampur dengan zat di tubuhnya hingga menghasilkan bioluminescence. Jika tidak ada oksigen yang mengalir, maka cahayanya akan mati.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa ada kunang-kunang dari beberapa spesies yang tidak bercahaya seperti biasanya. Untuk menarik lawan jenisnya, kunang-kunang ini menggunakan feromon atau sinyal seksual.

Pada spesies tanpa cahaya ini, kunang-kunang secara sekilasnya lebih terlihat mirip seperti lebah. Meskipun terlihat mirip, bentuk sayap dari serangga tersebut jelas berbeda, dan pada kunang-kunang tidak memiliki alat penyengat.

Kegunaan Cahaya Kunang Kunang di Kehidupannya

Seperti Anda sudah ketahui jika kunang-kunang merupakan serangga noktrulnal atau beraktivitas di malam hari. Sedangkan pada siang hari, serangganya bersembunyi di balik semak atau rerumputan tinggi.

Serangga cantik berumur pendek dengan keistimewaan memiliki sinar di tubuhnya. Mungkin, Anda pernah bertanya-tanya sebenarnya untuk apa kunang-kunang mengeluarkan sinar. Hal itu tentu memiliki alasannya sendiri.

Salah satu fungsi dari cahaya kunang kunang adalah untuk menarik pasangannya. Sudah sejak berabad-abad lalu, sinar terang yang dikeluarkan kunang-kunang berfungsi sebagai alat penarik pasangan.

Kunang-kunang jantan memancarkan sinar untuk menarik hati betinanya, setelah itu akan melakukan perkawinan hingga akhirnya terdapat keturunan baru. Begitulah cara kunang-kunang menjaga populasinya agar tidak punah.

Selain itu, cahayanya juga digunakan sebagai alat komunikasi dan pertahanan diri dari serangan musuh. Beberapa ilmuwan peneliti serangga tersebut menyatakan bahwa sinar dari tubuh kunang-kunang memancarkan bau busuk.

Bau busuk itu, dikeluarkan dan membuat para pemangsanya tidak akan mendekati kunang-kunang. Dengan begitu, para predator kunang-kunang akan menganggapnya sebagai serangga yang tidak layak dimakan karena sudah berbau busuk.

Cahaya kunang kunang juga digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan sesamanya. Kunang-kunang akan berkedap kedip untuk berkomunikasi dengan mengeluarkan cahaya baik kuning, hijau, atau bahkan jingga.

Mungkin selama ini Anda hanya mengetahui jika warna dari cahaya kunang-kunang adalah berwarna kuning saja. Padahal ada beberapa warna lain yang bisa dikeluarkan dalam kondisi tertentu.

Organisme Bioluminescence Lain yang Bisa Mengeluarkan Cahaya seperti Kunang-Kunang

Kingdom hewan menjadi bidang menarik karena di dalamnya terdapat banyak organisme unik. Seperti beberapa hewan di bawah ini yang bisa mengeluarkan cahaya seperti pada kunang-kunang.

Ternyata dari Sini Cahaya Kunang Kunang Dihasilkan

1.     Ubur-Ubur

Lebih dari separuh spesies ubur-ubur menghasilkan zat bioluminescence yang membuatnya bisa mengeluarkan cahaya kunang kunang. Beberapa darinya juga mengeluarkan cahaya hijau untuk menjaga diri dari para predatornya.

2.     Cumi-Cumi

Seperti diketahui bahwa cumi-cumi memiliki lendir bercahaya atau tinta yang akan disemprotkan ketika dirinya merasa terancam. Lendir bercahaya tersebut merupakan hasil dari zat yang sama seperti kunang-kunang.

3.     Ikan Pemancing

Ikan jenis satu ini disebut-sebut sebagai monster laut karena hidup di dalam lautan terdalam. Pada ikannya terdapat seperti pancingan yang diberikan lampu di atasnya, maka ikan ini disebut sebagai ikan pancing.

4.     Ikan Lentera

Ikan lentera adalah salah satu spesies yang paling banyak jumlahnya di laut. Memiliki pola fotofor unik yang bisa menghasilkan cahaya. Fungsinya sama seperti cahaya kunang kunang untuk menarik lawan jenisnya.

5.     Fungi

Tidak seperti hewan bioluminescence lainnya, fungi mampu bersinar sepanjang waktu. Fungi atau jamur mengeluarkan cahaya untuk menarik pemangsanya agar pemangsa bisa membantunya dalam menyebarkan spora.

6.     Sea Salp

Salps adalah hewan laut yang menyerupai ubur-ubur, tetapi sebenarnya adalah chordata. Mungkin Anda akan menemui hewan ini secara bergerombol atau berkoloni dengan sangat panjang dan juga beberapa lebih suka menyendiri.

Melihat hewan-hewan unik di mana mampu menghasilkan sinar terang tentu merupakan hal langka untuk saat ini. Apalagi untuk menyaksikan cahaya kunang kunang di tengah-tengah terangnya lampu perkotaan merupakan hal mustahil. (Red-detribpas.com)