Mengenal Fast Food Roman Kuno di Zaman Modern Ini

Fast Food Roman Kuno yang Perlu Diketahui

detribpas.com – Siapa sangka ternyata ada fast food Roman Kuno pada era perunggu yang umum pada region tersebut. Di zaman modern seperti sekarang keberadaan masakan cepat saji merupakan hal biasa.

Namun jika kita melihat kembali pada era tersebut sekitar 96 AD rasanya fast food menjadi sebuah hal ganjil. Namun jangan khawatir karena akan kita bedah bersama disini sehingga Anda bisa mengetahuinya.

Secara terminologi fast food adalah makanan yang disajikan dengan cepat sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama. Pada zaman perunggu tersebut thermopolium merupakan istilah untuk tempat dengan makanan cepat saji.

Jadi berdasarkan hasil ekskavasi tersebut terbukti bahwa ada fast food Roman Kuno yang berdiri di pompei. Bahkan jumlahnya cukup banyak mencapai 19 lokasi sehingga menjadi sebuah penemuan besar.

Lalu makanan apa saja yang mereka sajikan dalam thermopolium tersebut sehingga jumlahnya cukup banyak. Ternyata ada beberapa masakan yang paling sering disajikan di lokasi tersebut.

Mulai dari cochlea, ayam goreng, sampai ikan bakar dapat ditemui pada setiap thermopolium. Tidak jarang thermopolium fungsinya sekaligus sebagai taberna sehingga variasi masakan semakin banyak.

Adanya fast food Roman Kuno ini memang sangat berguna karena tingginya jumlah penduduk pompeii. Sehingga keberadaan taberna menjadi solusi pemukiman bagi kebanyakan masyarakat Roman Kuno.

Sehingga keberadaan taberna atau thermopolium menjadi solusi murah bagi masyarakat kelas bawah. Jadi jika Anda tertarik untuk membuat sendiri maka akan kami berikan cara memasaknya.

Fast Food Roman Kuno ternyata Menjual Tumis Keong

Salah satu makanan yang unik dijual oleh tempat makan umum Roman Kuno adalah tumis keong (cochlea). Proses pembuatannya mudah dan cepat sehingga para pelanggan tidak perlu menunggu waktu lama.

Fast Food Roman Kuno yang Perlu Diketahui

Untuk membuat cochlea hanya dibutuhkan keong, olive oil, merica bubuk, bubuk silphium (punah), dan garum (semacam minyak ikan). Jika kita ingin mereplikasi maka silphium dapat diganti menggunakan asafetida.

Asafetida sendiri cukup sulit dibuat karena terbuat dari tumbuhan langka namun tujuannya sebagai penyedap. Aromanya menyengat seperti terasi dan memberikan rasa gurih, mungkin dapat disesuaikan.

Untuk membuat fast food Roman Kuno cochlea ini kita hanya perlu menumis keong menggunakan semua bahan tadi. Proses menumis tidak perlu terlalu lama sekitar lima menit saja sampai keong matang.

Dari segi rasa sendiri mungkin hampir seperti masakan Perancis escargot namun minus aroma bawang dan butter. Di Indonesia sendiri olahan keong juga banyak ditemukan di beberapa daerah.

Misalnya di Jember oseng keong juga banyak dijumpai menggunakan bumbu ulek khas daerah masing-masing. Jika kita kembali pada fast food Roman Kuno kemungkinan rasanya cukup tawar karena minim bumbu.

Proses pembuatan masakan sangat cepat, harganya juga murah menjadi alasan mengapa ini cukup digemari. Berdasarkan hasil ekskavasi ini adalah menu asli yang memang dimakan oleh masyarakat pada era tersebut.

Pullum Pharticum, Ayam Panggang Roman Kuno

Jika kita melihat hasil ekskavasi dari thermopolium tentu tidak jelas masakan ayam yang disajikan pada era tersebut. Berdasarkan buku de re coquinaria pullum pharticum merupakan kuliner paling dekat dan mungkin.

Proses pembuatan dari pullum pharticum sangat simpel dan cepat sehingga wajar ketika disajikan pada tempat makan umum. Proses pembuatan ayam parthian ini dapat dilakukan pada skala besar.

Jadi sebagai fast food Roman Kuno ini mungkin menjadi salah satu masakan yang dijual disana. Untuk membuatnya kita hanya perlu ayam, garum, wine, asafoetida, merica, dan lovage sebagai bahan utama.

Beberapa bahan mungkin akan cukup sulit ditemui sehingga boleh menggunakan substitusi. Misalnya asafetida pada buku dijelaskan memiliki bau menyengat kemungkinan seperti terasi busuk.

Namun ketika dimasak akan memberikan sensasi rasa seperti pasta bawang putih dan daun bawang. Jadi kita bisa mengganti dengan pasta bawang atau sedikit campuran terasi yang memiliki aroma mild.

Kemudian lovage bisa diganti menggunakan daun seledri sebagai garnish pada akhir masakan. Proses pembuatannya cukup mudah tinggal mencampurkan semua bahan tadi dalam satu adonan.

Ketika membuat fast food Roman Kuno ini ayam akan dimasak menggunakan campuran wine dan bumbu tadi sampai matang. Berapa lama proses matangnya kemungkinan 40 sampai 45 menit tergantung kemampuan panggangan.

Jika memasaknya lama mengapa dijadikan fastfood, karena penyajiannya diiris sehingga para pelanggan bisa langsung mendapatkan porsinya. Ini merupakan sebuah kuliner yang mungkin rasanya sedikit tawar untuk lidah modern.

Ikan Laut Bakar Era Roman Kuno

Makanan berikutnya yang juga disajikan oleh thermopolium adalah ikan laut bakar karena prosesnya sangat cepat. Seperti kebanyakan makanan Roman Kuno selalu ada dua bahan utama yaitu garum dan asafetida.

Fast Food Roman Kuno yang Perlu Diketahui

Garum adalah semacam minyak ikan ketika kita kita samakan menggunakan bumbu modern. Namun pada era tersebut garum dibuat menggunakan ikan dan garam yang ditaruh dalam tong kayu selama dua bulan.

Cairan yang dikeluarkan dari hasil proses tersebut adalah garum dan menjadi bumbu utama fast food Roman Kuno. Tentu saja jika membuat sendiri potensi kontaminasi akan sangat tinggi jadi gunakan minyak ikan saja.

Asafetida secara umum dapat diganti menggunakan pasta bawang dengan sedikit tambahan terasi. Proses membuat ikan laut bakar era Roman Kuno ini sangat mudah dan bisa dipraktekkan di rumah.

Cukup olesi ikan laut yang sudah dibersihkan menggunakan garum dan asafetida kemudian biarkan selama beberapa saat agar bumbu meresap. Kemudian bakar di atas bara api sampai ikan menjadi matang.

Proses ini tergantung selera pembeli bisa dibiarkan sampai matang sempurna atau tidak. Karena sangat mudah dan cepat makanan seperti ini banyak ditemukan di thermopolium yang tersebar di pompeii.

Memang pada era tersebut banyak masakan menggantungkan diri pada asafetida dan garum. Dua bumbu utama ini menjadi ciri utama kuliner asal pompeii dan bertahan sampai kerajaan parthian.

Dari tiga jenis masakan tersebut tentu Anda bisa mencoba sendiri membuatnya di rumah. Meniru masakan fast food Roman Kuno ternyata tidak terlalu sulit jika mengetahui bahan substitusinya. (Red-detribpas.com)

You May Also Like